Rabu, 03 Desember 2008

Untukmu Ibu

"Bu, boleh tidak aku ikut ujian PNS di lampung? Kalo boleh besok pagi aku harus berangkat karena ujiannya tanggal 30 november", Pertanyaan ini aku ajukan kepada Ibuku kira-kira 1 minggu yang lalu. Ibu terdiam sebentar dan sempat melirik ke aku, kemudian dia berkata kepadaku dengan memakai bahasa jawa, "Kowe ki kok yo kabeh-kabeh dimeloni tho lhe..mbok uwes sing cerak wae, nek kepengene bapak karo ibu ki ya koe nek gelem neruske kuliah wae trus sesok kerjo neng kene". Aku sempat melihat mata Ibu yang menahan haru, mungkin dia tidak tega melihat anak laki-laki satu-satunya yang sampai sekarang belum bisa berhasil dengan berbagai usaha yang telah di jalani selama ini. Sedih sih emang...Aku jadi ingat ketika 2 bulan yang lalu aku minta Ibu untuk mendoakanku supaya bisa berhasil, setelah permintaanku itu Ibu kembali rajin sholat tahajud tiap malam. Kadang aku menemaninya sholat dan melihat bagaimana kesungguhan Ibu berdo'a demi anaknya ini.
Ibuku ini memang hebat banget...tiap hari bangun sebelum shubuh, trus nyiapin makanan, kadang ke pasar untuk menjual hasil sawah, trus ngerjakan pekerjaan rumah, habis itu trus ke sawah sampai siang, pulang untuk nyiapkan makan siang dan istirahat sebentar, habis itu pergi ke sawah lagi sampai sore. Sore pulang dari sawah biasanya menyiapkan makan malam, trus beliau sendiri biasanya menata hasil sawah yang mau di jual ke pasar besok pagi. Hampir seperti itu terus kesibukannya sehari-hari kalau tidak ada kepentingan acara ke luar rumah.
Dulu Ibu juga paling sering menunggu aku pulang. Dengan berbagai aktifitas yang kujalani, Aku pulang tidak tentu jamnya setiap malam, kadang aku pulang jam 9, 10 atau bahkan kadang lewat tengah malam. Biasanya kalau aku datang, Ibu akan membukakan pintu buat aku. Sementara aku ganti baju, Ibu akan menghangatkan makan malam yang disisakan buat aku. Habis itu aku akan makan sambil menghidupkan televisi, dan Ibu akan menemani sampai aku selesai makan. Setelah aku makan, Ibu akan berkata, "Sudah jangan tidur malam-malam, tubuhnya dipakai buat istrirahat". Setelah itu beliau akan kembali ke kamarnya untuk istirahat. Aku sendiri masih meneruskan menonton siaran televisi sampai rasa kantuk menghampiriku atau bahkan gantian aku yang di tonton sama TV....he2.
Ibu juga yang selalu membuatkan susu untuk semua anggota keluargaku di pagi hari, ya kalau pas lagi punya uang buat beli susu..he2. Terkadang aku yang sok sibuk ini lupa meminum segelas susu buatan ibu. Kalau Ibu pas masih dirumah pagi itu, maka Ibu akan mengejar dan memaksaku menghabiskan segelas susu itu. "Susunya diminum, lihat itu mbah darmo sudah tua tapi masih sehat karena dulu rajin minum susu", atau "Kamu itu kan sering donor darah, mbok ya tubuhnya diberi perhatian", atau kalimat-kalimat lain yang beliau supaya aku jangan lupa untuk meminum susu buatannya. Semua kata-kata itu Ibu ucapkan pakai bahasa jawa lho...cuma aku tidak bisa menuliskannya. Atau kalau ibu sudah pergi ke sawah dan siang harinya menemukan susu itu masih utuh, maka tanda-tanda pas pulang ke rumah aku bakal dimarahi.
Ya begitulah ibuku...baek banget sama aku..pokoknya hebat deh.
Masih banyak sih kehebatan ibuku yang lain...tapi ini dululah yang aku tulis.
Tulisan ini aku dedikasikan kepada seseorang yang demikian mencintai orang tuanya, menginginkan kebaikan bagi orang tuanya dan beliau juga yang telah melembutkan hatiku yang sudah sekian lama mengeras sehingga sulit mengeluarkan air mata. Jazakallah khoir deh untuk semuanya.

3 komentar:

HESTRI "Just The Ordinary Mother" mengatakan...

aq menangis ketika membacanya.....aku tahu semua saudara2ku begiu mencintai ibu. Kalau cinta itu memang nyata...tolong jangan sakiti hati ibu, jgn kecewakan dia dan tolong jaga keimanannya.....

Ikhwan Muaraenim mengatakan...

Subhanallah...,
ana teringat akan almarh ibuku akh, 3 tahun silam ia telah menghadap Illahi saat saat jadwal kuliah ujian semester. Kepergiannya terkadang membuat motivasi menuntut ilmu dari tanah sumatra hingga di kota gudeg ini memudar. Alhamdulillah komunitas Tarbiyah yang membuat motivasi itu mulai tumbuh.

Ikhwan Muaraenim mengatakan...

afwan, ceritanya ana posting di myBlog. syukron