Rabu, 28 Oktober 2009

Kepompong kupu-kupu

Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Suatu hari lubang kecil muncul. Orang itu duduk dan mengamati dalam beberapa jam ketika kupu-kupu itu berjuang memaksa dirinya melewati lubang kecil itu.Kemudian kupu-kupu itu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya kupu-kupu itu telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi. Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya, dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu itu keluar dengan mudahnya. Namun, kupu-kupu itu mempunyai tubuh gembung dan kecil serta sayap-sayapnya mengkerut. Orang tersebut terus mengamatinya karena dia berharap bahwa, pada suatu saat, sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuh kupu-kupu itu, yang mungkin akan berkembang.

Namun semuanya tidak akan pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Kupu-kupu itu tidak pernah bisa terbang.

Yang tidak dimengerti dari kebaikan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari kupu-kupu itu masuk ke dalam sayap-sayapnya sedemikian rupa sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.

Ada beberapa hal yang bisa kita ambil sebagai hikmah dari kejadian ini. Perjuangan kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, diri kita tidak akan berkembang. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.

Yang kedua, bisa jadi niat baik kita terhadap seseorang atau sesuatu hal tidak selalu memberikan kebaikan sebagaimana yang kita harapkan. Bahkan niat baik itu justru semakin membawa keburukan...Hanya kepada Allah lah aku pasrahkan semua persoalan, Engkaulah sebaik-baik tempat kembali.

Minggu, 25 Oktober 2009

Sekedar sebuah catatan

Kemarin aku 2 hari mengikuti pelatihan AMT di Kaliurang...ada beberapa pengalaman menarik yang kudapatkan. Dari segi materi memang aku pernah mendapatkan hampir semua materi yang diberikan dari pelatihan-pelatihan ya ng pernah aku ikuti sebelumnya. Walaupun begitu, aku merasa tetap membutuhkan pelatihan seperti ini untuk menumbuhkan kembali semangat untuk meraih semua mimpi yang ada dalam kepalaku yang mungkin mulai tergerus atau bahkan kehilangan energi untuk meraihnya.

Ketika diminta untuk menuliskan tujuan hidup dan cita-cita yang ingin diraih dimasa depan beserta dengan tingkat kepentingan dan tingkat kesulitan bagi diri kita masing-masing aku jadi ingat kembali dengan cita-cita yang ingin kuraih sejak 2 tahun yang lalu. Tahu gak apa cita-citaku..he2, klo dulu 5 tahun yang lalu ketika pertama kali mendapatkan pelatihan tentang motivasi aku hanya menuliskan secara global, bahwa dalam sekian tahun mendatang aku ingin berkiprah di tingkat Sleman, lalu Jogja, Indonesia dan juga di tingkat Internasional. Kemudian dengan pengalaman dan informasi yang kudapatkan, 3 tahun kemudian aku lebih memfokuskan cita-citaku dengan lebih spesifik menjadi apa supaya bisa berkiprah di Sleman,Jogja, Indonesia dan juga di tingkat dunia. Dan ketika kemarin aku menuliskan lagi cita-citaku itu kemarin, masih seperti yang kutuliskan 2 tahun yang lalu, masih persis sama, dan aku yakin aku masih dalam jalur yang sesuai dengan cita-citaku itu.

Tahu gak apa cita-citaku, di akhir puncak karir formal aku ingin menjadi seorang menteri pendidikan. Tapi ternyata, menurut fasilitator aku memiliki cita-cita yang tinggi tapi semangat untuk meraih prestasiku biasa-biasa aja, bahkan hasrat untuk berkuasaku juga rendah, jadi kebalikan sekali dengan mimpinya..he2. Mau berubah gak akh? 84% keberhasilan kita itu akan tergantung pada diri kita sendiri, dan 16% berikutnya tergantung pada dorongan eksernal.

Kemudian, di pelatihan kali ini satu-satunya cita-citaku yang tingkat kepentingannya tinggi sekali tapi tingkat kesulitannya juga tinggi sekali cuma satu...menikah..he2. Gimana bisa dapat S2, S3 ke Luar Negeri, jadi Profesor atau bahkan jadi menteri pendidikan kalau menikah aja susah..he2.

Yang kedua, di sesi terakhir sebelum tidur ada materi refleksi...Subhanallah, beberapa peserta menangis. Dan ketika mereka menceritakan pengalamannya kenapa mereka bisa tersentuh hatinya, aku harus bilang aku cukup terkejut. Ada beberapa orang yang baru bisa kusadari betapa mereka sangat tegar dengan masalah yang sedang dihadapi. Beliau tetap bisa tersenyum walaupun ayahnya sedang sakit keras dan beliau tidak bisa menemani karena harus bekerja di luar daerah yang ratusan ato bahkan ribuan kilometer jaraknya dari sang ayah. Kemudian ada yang sangat terharu karena belum sempat minta maaf kepada ibunya, dan ia juga tidak bisa pulang idul fitri kemarin. Aku mengenal beliau sudah cukup lama, walau tidak kenal terlalu banyak. Dan mendengar cerita beliau kemarin dan membandingkannya dengan ketika dulu pernah terlibat dalam kegiatan bersama di kampus....subhanallah..beliau memang hebat..the most important is..keep your smile J you are too cool.. L...he2.

insyaAllah aku akan mencoba lebih serius lagi untuk berubah..10 bulan terakhir ini aku banyak menghabiskan waktuku dengan hal yang tidak bermanfaat. Aku telah melukai hati beberapa orang yang sangat baik terhadapku seiring dengan penurunan standarku akan nilai kebaikan yang selama ini kubangun. Memang aku akui, dalam 1,5 tahun terakhir cukup banyak benteng kebaikan yang mulai lepas dariku satu demi satu. Kadang terbersit dalam diriku untuk menyalahkannya, tapi harus kuakui, dia tidak salah sama sekali..semuanya tergantung pd diriku sendiri..mana jalan yang kupilih.