Jumat, 24 Oktober 2008

Another Spirit Word

Kerehatan fisik dapat diraih dengan sedikit makan
Kerehatan dapat diraih dengan mengurangi dosa-dosa
Kerehatan kalbu dapat diraih dengan mempersedikit kesibukan
Kerehatan lisan dapat diraih dengan sedikit bicara
By Mamang BADKO TPA Ngaglik

Rabu, 22 Oktober 2008

And that's the way it is

Sebuah pesan singkat masuk dari saudaraku yang emang lagi dekat dengan aku akhir-akhir ini.."Waktu menjadi terasa semakin berharga, ketika kesempitan mendera..."
Yup...sekarang dah tanggal 23 Oktober, waktu yang kumiliki untuk merealisasikan impianku semakin menipis...tapi masih ada waktu 75 hari lagi (OPTIMIS).
Aku sudah mencoba beberapa hal untuk meraih 3 impian yang kuinginkan sampai dengan desember ini. Hanya saja, setelah terakhir aku berbicara cukup lama dengan seseorang yang selama 1 bulan ini menemani hidupku..aku pikir secara maknawiyah aku justru malah semakin menurun. Sudah 2 hari ini aku ketinggalan shubuh berjama'ah di masjid..apalagi Qiyamullail ma puasaku..berantakan lagi deh. Padahal kan seharusnya semakin rajin lagi...tapi semoga dengan ini bisa kembali sadar.
"Kesedihan takkan pernah mengembalikan yang hilang,
Kekhawatiran takkan pernah membuat masa depan sesuai impian,
Kegundahan takkan melahirkan keberhasilan,
Hanya jiwa lurus dan hati ridha sebagai 2 sayap kesuksesan..."

Untuk meraih impian pertama dan kedua aku sudah mengikuti beberapa tes di beberapa tempat yang memang memungkinkan bisa kumasuki sesuai latar belakang pendidikanku. Jujur...kelemahan yang selama tujuh tahun ini coba kuatasi ternyata belum berhasil juga. Aktifitas organisasi...dll ternyata belum bisa mengembangkan sisi sosialku dengan baik. Tapi aku tetap akan mencoba yang terbaik
"Langkah pertama meraih sukses adalah menerima kenyataan bahwa tidak ada pengganti kerja keras..."

Sedangkan untuk meraih impian ketigaku...alhamdulillah, kemarin aku sudah bertemu dengan Murabbiku. Pertemuan ini memang lebih cepat dari jadwal yang kurencanakan semula. Awalnya aku ingin menyampaikan permintaan ini awal november, akan tetapi karena dua hari yang lalu aku menerima sebuah pesan yang sedemikian dalam isinya dari seseorang yang sebulan ini telah begitu sabar ma aku...bismillah, semoga keputusan ini diberkahi dan menjadi jalan yang terbaik bagiku. Lagian aku dan ortuku sudah membahas 2 hari yang lalu...kayaknya oke deh...he2.
"Jadilah orang yang baik dan selalu tetap baik, serta dapat menyebarkan kebaikan pada orang-orang di sekeliling antum..agar jadi orang yang lebih baik....(nomor 2 :)". Thanks for everything...

Rabu, 08 Oktober 2008

Murabbi...Thanks for your advice

Lebaran kali ini membuatku merasa bete banget....gimana tidak, aku baru sadar menjelang berangkat sholat Id ke masjid kalau diriku sekarang sendirian. Semua saudaraku sudah menikah, dan pada saat silaturahmi mereka berangkat dengan pasangannya masing-masing. Yaaah....kesepian banget. Akhirnya aku hanya menghabiskan lebaran tahun ini dengan berdiam di rumah dan hanya menemui orang-orang yang datang ke rumah. "Aku tidak ingin kondisi ini terjadi lagi tahun depan"....demikian tekad yang muncul di benakku.
Aku mulai berpikir, apa yang akan aku lakukan ke depan. Suatu saat ada sebuah email masuk dari salah seorang temanku. Dia mengirim email karena aku sempat minta pertimbangan beliau tentang CV yang aku kirim ke dia. Salah satu saran yang dia berikan adalah supaya aku membuka friendster punya kakaknya. Akhirnya aku mencoba membuka friendster tersebut....subhanallah, sekali lagi aku melihat bukti bagaimana seseorang yang komitmen dengan mimpinya dan berusaha meraihnya dengan keras, pasti akan bisa meraihnya. "Aku pasti juga bisa...".
Mimpi itupun mulai muncul lagi dalam benakku, bahkan bagaimana merealisasikannya pun juga mulai kujalani. Setelah sekitar satu bulan aku mengubur mimpi-mimpi itu, aku mulai bersemangat meraihnya lagi setelah melihat friendster itu...thanks ya.
Aku membuat target yang insyaAllah akan kuperjuangkan untuk kuraih dalam 3 bulan ke depan..sampai akhir desember 2008 (rahasia neh ya....he2).
Suatu hari aku mengirim sebuah sms singkat kepada Murabbiku.."Ustadz, kalau misalkan kita melakukan qiyamullail, puasa sunnah dan tilawah karena kita ingin agar cita-cita tercapai boleh tidak?"
Dan beginilah jawaban dari Murabbiku yang baik hati dan tidak sombong...
"Pertama, bahwa seluruh ibadah kita lillahi ta'ala. Kedua, berwasilah dengan amal ibadah dengan niat agar dimudahkan dalam urusan tertentu diperbolehkan. Ane sarankan, dalam setiap amal antum, selalu kuatkan dengan do'a. Do'a yang keluar dari hati yang ikhlas, tenang, pengharapan yang mendalam, disertai perasaan khauf, dan juga disertai keyakinan bahwa do'a-do'a yang dimunajahkan akan dikabulkan...cepat atau lambat. Addu'ashillahul mu'minin, do'a itu senjatanya orang-orang mu'miin".

Senin, 06 Oktober 2008

KETUPAT LEBARAN

Seperti tahun-tahun sebelumnya aku melewatkan 3 hari terakhir ramadhan dengan aktifitas membuat ketupat di masjid yang ada di kampungku. Di hari terakhir, aku sudah berada di masjid sejak subuh, habis subuh tilawah terus dilanjutkan dengan membuat ketupat. Hari ini pesanan ketupat lumayan banyak karena tadi salah satu panitia ada yang muter ke rumah-rumah warga untuk mendata siapa yang ingin pesan ketupat.
Yang membuat ketupat di masjid saat itu hanya ada aku, Heri, Dian, Putri, Lia, Ningsih dan beberapa orang anak usia TK dan SD. Sebuah kalimat terbersit dalam pikiranku.."Duh, bakal gak bisa pulang ini kayaknya.....". Dan memang benar sih, kami berada di masjid sampe menjelang dhuhur setelah pesanan terakhir dapat kami penuhi...dapat uang 300 ribu, alhamdulillah.
Ketika yang lain sedang bersih-bersih di masjid, aku minta ijin pulang terlebih dahulu...gak enak kan sedari pagi belum mandi..he2. Akhirnya aku pulang terlebih dahulu dibandingkan yang lain.
Saat pulang, aku melewati salah satu rumah temanku yang masih di masjid. Kulihat ibunya sedang duduk di depan rumah, aku kemudian menyapa beliau dengan senyum khasku....he2 (habis emang cuma bisa senyum, kalo disuruh menyapa verbal biasanya sulit). Ibu itu lalu menjawab sapaanku dan bertanya "Temanmu kamu kok belum pulang mas ibnu, ada dimana?".
Aku menjawab, "Masih dimasjid Bu, sedang beres-beres".
Beliau menjawab lagi, "Emang sedari tadi di masjid ngapain, sampe sekarang belum pulang...padahal di rumah juga ada kerjaan..."
Aku diam deh..tidak bisa menjawab apa-apa.."Tadi sedang menimbang zakat dan menyalurkannya Bu". Aku berusaha menjelaskan tentang tugas penting yang sedang temanku kerjakan. Walau aku yakin jawaban itu pasti tidak memuaskan...(di kemudian hari aku tahu dari temanku, pas dia pulang kerumah habis dhuhur ibunya bertanya.."Kok tidak biasanya jam segini sudah pulang?" gludak...jadi sedih)
Aku tidak tahu, kadang aku berpikir...memang hampir selama lima tahun terakhir kami selalu terjebak dalam aktifitas di masjid mejelang lebaran, salah satunya tentang membuat ketupat. Dan semakin hari, jumlah pemuda seusia kami semakin berkurang...apalagi di tahun terakhir ini, cuma ada kami aja dan anak-anak kecil itu, dimana yang lainnya?. Apa yang salah...bahkan generasi dua angkatan di baawhku kelihatannya tidak ada yang menjadi aktifis di masjid, bisa jadi ini salah satu bentuk kegagalan kami dalam kaderisasi. Wallahu'alam